Kode Sein Pada Bus Malam Menjadi Sebuah Komunikasi Yang Berkaitan Dengan Teori Semiotika

Apa itu Teori Semiotika? Menurut Ferdinand De Saussure Semiotika adalah suatu tanda (sign) jadi dalam ilmu komunikasi “tanda” merupakan sebuah interaksi makna yang disampaikan kepada orang lain melalui tanda-tanda. Dalam berkomunikasi tidak hanya dengan bahasa lisan namun dengan tanda tersebut kita juga dapat berkomunikasi. Sebuah bendera, sebuah lirik lagu, sebuah kata, suatu ketenangan, gerakan syaraf, peristiwa memerahnya wajah, rambut uban, lirikan mata, semua itu dianggap suatu tanda. Agar tanda dapat dipahami secara benar membutuhkan konsep yang sama agar tidak terjadi salah pengertian. Namun sering kali masyarakat memiliki pemahaman sendiri tentang suatu makna dengan berbagai alasan yang melatar belakangi.

Nah kalian mungkin belum tahu apa itu sein dalam kendaraan bermotor? Jadi lampu sein dibuat karena memiliki beberapa fungsi yang memang merupakan sebuah keselamatan dalam berkendara. Sein dibuat agar pengendara lain dapat melihat bahwa pengemudi di mobil akan berbolak atau menyalip kendaraan di mobil. Adapula beberapa orang yang mengetahui adanya lampu sein pada kendaraan. sebenarnya kegunaan lampu sein yaitu:

1.) Sebagai tanda atau petunjuk pada kendaraan yang ingin berbelok atau menyalip, dengan demikian lampu sein di sebelah kiri dan kanan,

2.) Sebagai informasi berpindah jalur, jika kita sedang di jalan bebas hambatan atau jalan tol. Menyalakan lampu sein pada saat berpindah jalur merupakan hal yang wajib dilakukan karena faktor keamanan dalam berkendara agar tidak terjadi rem dan mengakibatkan kecelakaan beruntun, dan

3.) Lampu sein juga dapat mengurangi kecelakaan meskipun banyak pengendara yang tidak menggunakannya. Padahal lampu sein sangat penting guna menjadi sebuah tanda yang dapat menjadikan pertimbangan para pengendara yang ingin berbelok ke kiri atau ke kanan.

Berdasarkan pengalaman pribadi saya pada saat berkendara membawa kendaraan sejenis Micro Bus, bisa di bilang mungkin sebuah bus kecil yang hanya bisa membawa penumpang 10-15 orang saja. Melihat beberapa driver bus yang lincah pada saat ingin menyalip berbelok ternyata mereka mempunyai kode sein yang mungkin para driver wajib tahu. Jadi sebagai pengemudi kendaraan besar mereka harus mempunyai patokan sein saat ingin mendahului kendaraan di depannya ini juga berkaitan dengan teori Semiotika yang mempunyai arti tanda. Sebab kode sein ini juga dapar di artikan tanda komunikasi antar driver disaat mereka sedang beriringan, tetapi bukan menyalahkan lampu Hazard yah sebab penggunaan lampu Hazard tidak sembarangan di gunakan dijalan raya. Apalagi disaat situasi hujan deras para pengemudi sebaiknya tidak menggunakan lampu Hazard atau lampu sein dua karena cahaya pada lampu sein yang menyala dapat membuat pengendara di belakangnya menjadi hilang konsentrasi berkendara dan dapat menyebabkan faktor kecelakaan. Penggunaan lampu Hazard di gunakan disaat kita sedang menepi di pinggir jalan atau di bahu jalan tol dan berfungsi juga sebagai tanda bahwa kendaraan tersebut sedang berhenti atau ada masalah di kendaraannya.

Oh iya ternyata kode sein para driver ini berbeda-beda disetiap daerahnya loh ada beberapa orang yang menganggap kode sein ini aneh atau berfikir buat apa cuma mau nyalip akah kok pake sein. Eitss.. ternyata itulah keseruannya. Jadi beberapa daerah seperti Sumatera dan Jawa mempunyai perbedaan ciri khas kode lampu sein menurut para pengemudi kendaraan besar khusunya bus. Kalau di Pulau Jawa menyalahkan lampu sein kanan berarti kendaraan ingin mendahului kendaraan di depannya dengan posisi dari lawan arah itu kosong alias tidak ada lawan. Nah kalau saat menyalip sampai dia selesai menyalip sein masih menyala di posisi kanan itu tandanya lawan arah kosong, tetapi kalau ada kendaraan yang sedang menyalip tiba-tiba menyalahkan lampu sein kiri itu tandanya ada lawan alias ada kendaraan pada lawan arah. Nah kalau kita paham disaat kendaraan tersebut sein kiri, kendaran tersebut harus kembali ke jalur yang semestinya begitupun semisalnya kita yang mengikutinya di belakangnya. Nah kalau di Pulau Sumatera kode sein ini menjadi kebalikan haluan pada kode sein di Pulau Jawa.

Kurang lebihnya seperti itu jadi sebuah tanda unik dalam kode sein para driver bus malam ini bener-bener bermanfaat sekali jika kita yang ingin berjalan mengikuti dibelakangnya tetapi harus di pastikan kita selalu menjaga jarak aman ya karena hari apes tidak ada di kalender. Adapula beberapa orang yang beranggapan kode sein ini merupakan perilaku yang membahayakan satu sama lain karena terlihat seperti ugal-ugalan, jadi tergantung persepsi yang ditangkap oleh orang tersebut. Sama halnya dengan Teori Semiotika yang mempunyai arti tanda verbal dan bisa di masukan menurut pandangan dari Saussure yaitu Langue dan Parole. Langue merupakan pertanda komunikasi verbal para anggota atau masyarakat dalam setiap indivindu, sama halnya dengan kode sein pada bus malam kalau orang awam mungkin tidak paham maksud dan tujuannya kode sein tersebut. Parole merupakan pemakaina sebuah tanda oleh para beberapa anggota misal orang satu dengan orang lainnya, sama halnya kode sein yang menjadi sistem komunikasi antar driver satu dengan driver lainnya.

Comments